Selasa, 23 September 2014

CERPEN SEMANGAT HIDUP

Dodi Bukan Pecundang

                Dodi memberesi tasnya kemudian menuju ke lapangan basket. Setelah itu, ia berlari menyusul teman-temannyayang sedang mengikuti ekstra basket. Namun saat ia masuk ke lapangan basket, ia terpeleset kerikil dan terjatuh. Teman-temannya tertawa, namun Dodi tidak peduli. Ia bangkit dan berlari menuju teman- temannya.                                                                           Dodi memang ikut ekstra basket namun, sebelumnya ia juga ikut ekstra menari. Jadi, ia sering terlambat. Dodi anak berkacamata tetapi sedikit cerewet itu,senang bermain basket walaupun ia sebenarnya tidak sejago anak- anak sebayanya. Ia sering melakukan kesalahan saat bermain basket.
”Hey Dodi, umpan kesini!” pinta Anto. Dodi jadi grogi “Hmmmm” Gumam Dodi. Karena grogi jadi salah umpan ke pemain tim lawannya.
 “Hey  Dodi, kau itu sebenarnya pemain mana sih?” ejek Toni pemain tim lawan.
 “Iya nih Dodi kalau enggak bisa main keluar saja sana!” bentak Joni ketua timnya. Tetapi Dodi tidak menggubrisnya ia terus berlari mengejar bola basket. Dan kini bola basket melesat menuju ke Dodi, Dodi semakin gugup, lalu bolanya mengenai kepalanya. Kepalanyapun menjadi sakit
 “Aduuuh” Rintih Dodi. Iapun terpaksa keluar lapangan.
            Dodi berjalan menuju kursi di pinggir lapangan. Iapun mengambil seruling bambu dari tasnya. Sambil menunggu teman-temannya, iapun memakin memainkan seruling bambunya. Prok- prok-prok, Tiba  - tiba terdengar bunyi tepuk tangan dari samping.Ternyata itu Pak Arman pelatih ekstra basket.
”Gimana sudah enggak sakit kepalanya ?”Tanya Pak Arman .
”Udah agak baikan, Pak,”jawab Dodi. ”Ngomong-ngomong bagus sekali permainan serulingmu tadi,” puji Pak Arman takjub.
 “Ah, biasa saja, Pak,”Ujar Dodi tersipu.
 “Pak, kalau boleh tahu mengapa anak-anak yang lain pintar bermain basket sedangkan saya tidak?,”tanya Dodi. Ditundukkannya wajahnya. Kakinya bergerak memainkan kerikil dibawah sepatunya.
 “Ha ha ha, setiap orang itu punya kelebihan dan kekurangan, mungkin temanmu jago main basket, tetapi belum tentu temanmu pintar bermain seruling seperti  kamu tadi,” jawab pak Arman. Ditepuknya bahu Dodi perlahan.
 “Ouh, jadi setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing ya, Pak?,” ujar Dodi.
“Ia Di, jadi kamu harus tetap semangat, jangan pernah putus asa, jangan pernah kamu merasa berbeda dengan mereka,” ucap pak Arman.
 “Ia, terima kasih, Pak,” ucap Dodi.
 “Anak- anak, waktu bermain basket sudah habis sekarang berdo’a lalu pulang kerumah masing- masing.” Ucap pak Arman.
”Iya pak” jawab anak-anak serentak. Merekapun berdo’a dan segera pulang kerumah masing-masing.
Keesokan harinya di sekolah Dodi SMP Tunas Bangsa ada pengumuman bahwa akan diadakan lomba menari tarian daerah. Dodi pun tersentak saat melihat pengumuman tersebut. Ia diikutkan dalam lomba menari itu oleh guru tarinya. Namanya terpampang jelas di papan pengumuman. Ada keraguan di hatinya. Akankah ia mengikuti perlombaan tersebut? Akankah ia mampu melakukannya. Ia takut mengecewakan seluruh sekolah. Tiba- tiba ia teringat pesan Pak Arman kemarin di lapangan basket. Ia tidak boleh merasa malu bahkan harus bangga dengan apa yang ia bias. Kini Dodi yakin ia pasti bias melakukan seperti apa yang diinginkan oleh guru tarinya.Dengan mengikuti perlombaan tersebut berarti ia mempertaruhkan harga diri dan kebanggaan sekolah.                                                             
Hari yang ditunggu Dodi pun tiba. Ia sudah mempersiapkan  tariannya dari kemarin sehingga ia sudah sangat siap. Dan kini giliran Dodi untuk naik ke atas panggung. Kebetulan Pak Arman dan anak-anak ekstra basket ikut menonton. Dodi pun mulai menari. Ia membawakan tari Gatot Kaca Gandrung dengan sangat lihai dan lancar. Dodi kelihatan gagah sekali dengan kostumnya. Kawan-kawannya yang melihat sangat terkejut dan bengong. Benarkah itu Dodi? Mereka tidak menyangka bahwa yang didepan mereka adalah teman mereka, Dodi yang sering menjadi bahan ledekan mereka. Di lapangan basket Dodi memang bukan siapa-siapa. Tetapi di panggung ini Dodilah bintangnya. Tepuk tangan bergemuruh mengakhiri tarian Dodi.  Semua terpana melihat penampilan Dodi.

Akhirnya, pengumuman siapa yang menjadi pemenang. Dan ternyata Dodi yang mendapat juara pertama. Kawan-kawannya tercengang. Ternyata Dodi yang tidak bisa bermain basket dengan lancar, ternyata sangat jago dalam menari. Mereka sadar bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurngan. Akhirnya mereka berteman baik dengan Dodi dan juga ikut berlatih menari bersama Dodi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar